Minggu, 24 April 2011

Saya adalah apa yang kalian lihat

Menceritakan tentang siapa diri saya yang sebenarnya bukanlah pekerjaan yang gampang, setidaknya itu yang saya fikirkan jika saya harus menceritakan tentang jati diri pemuda kelahiran medan 21 tahun silam ini. jika kalian ingin mengetahui saya dari sudut pandang saya sendiri selaku pelaku maka saya akan menilai diri saya seperti ini:
Saya adalah Harvindra Abdi Tama, saya orangnya easygoing, saya suka ngomongin apa yang saya fikirkan, saya merasa percaya diri dengan penampilan saya, suka berfikir positif, mempunyai semangat yang tinggi, senang jalan-jalan, mempunyai kebiasaan menolong nenek menyeberang jalan tanpa pamrih (ya kalo dikasih uang ya syukur kalo enggak ya tinggal dicatat di bon), mempunyai emosi yang stabil, tidak menyukai perdebatan yang tidak berarti, selalu ingin tahu, suka menerka isi hati orang lain, suka memperhatikan gerak-gerik orang lain, baik hati dan tidak sombong, rajin menabung, dan sopan dalam bersikap
kelihatan kan ? kalo saya harus menceritakan siapa diri saya dari sudut pandang orang pertama tentu saya akan menceritakan apa-apa saja yang baik mengenai diri saya, dan mengenai hal tersebut kalian tidak akan tahu mana dari pernyataan saya itu yang bohong, yang tidak benar, yang membenarkan, ataupun yang merupakan kesalahan.

sedikit menyinggung tentang ilmu auditing yang pernah saya pelajari (paling enggak selama 16 pertemuan ada yang nyangkut di otak awak walaupun cuma judul pelajarannya doang) mengenai independensi. sebuah audit/pemeriksaan/penilaian harus terlepas dari campur tangan dan intervensi fihak pertama dan dalam pelaksanaan pemeriksaan tersebut, pemeriksa tidak boleh diintervensi dan bekerja sama dengan fihak yang diperiksa.

so, intinya setiap orang bebas untuk bersikap sesuai yang mereka inginkan, karena perkataan, tingkah laku, perbuatan, cara memandang, dan hal lainnya yang dilakukan oleh orang tersebut adalah cerminan dari siapa dia sebenarnya.

mengenai penilaian ini sendiri sebenarnya terpengaruh oleh kondisi emosi dan perasaan orang yang memandang. sebagai contoh jika kamu menilai saya sa'at pengumpulan KTTA sudah dekat, dan kamu belum mendapatkan data yang cukup belum lagi dosbing yang memiliki banyak kesibukan mungkin ketika kamu melihat tingkah laku saya kamu akan berfikir seperti ini :

ni orang kenapa sih pecicilan nggak jelas, yang diomonginya aja nggak berbobot, dah gitu item, bau badannya juga aneh, dah tau wajahnya paspasan pake betingkah pula lagi, pemalas pula nih orang, bajunya aja sering kusut,bener-bener ilfil kalo ada nih orang , sebaiknya jangan deket-deket gue deh kalo nggak mau gue tendang.(T.T semoga tidak ada yg berfikir seperti ini.....)
ato mungkin seseorang yang baru aja menang jackpot, trus dapet uang jajan dobel dari nenek tetangga, KTTA nya diterima tanpa revisi, dan selalu dipuji oleh dosen karena sering motokofi bahan kuliah, mungkin dia akan melihat saya seperti ini :

ni orang sering banget menyenangkan orang lain, kata-katanya penuh dengan makna, tindakan dan prilakunya sangat menghibur orang lain, wajahnya juga tampan, pengen deh nraktirin dia makan siang ini. (semoga setiap hari ada orang yang berfikir kayak gini.... )
so, menilai orang lain tidak mungkin dilakukan oleh diri sendiri, kita perlukan orang lain untuk melakukannya. perlu dipastikan disini mengenai kondisi "penilai" tersebut memiliki emosi dan kejiwaan yang baik. dan yakinlah jika hal tersebut terpenuhi, maka anda akan bisa menghemat anggaran makan siang anda. so selamat untuk dinilai oleh orang lain...

Tidak ada komentar: