Selasa, 29 Maret 2011

Naluri terhadap lawan Jenis (cinta ?)

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (TQS Al-Isra ayat 32)


Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang memiliki naluri(ghorizah) dan fikiran(fikr), tidak seperti kebutuhan fisik yang tidak bisa tidak harus mendapatkan pemenuhan atau akan dapat membahayakan kehidupan (ya iyalah manusia bakalan mati kalo enggak makan). pemenuhan naluri sama sekali tidak mengancam kehidupan, namun sebagaimana sunatullahnya, akan ada efek yang akan timbul jika naluri ini tidak mendapatkan pemenuhan yang seharusnya.


Naluri yang sejatinya adalah naluri untuk melestarikan keturunan (gharizatun naun) dimana dengan naluri ini maka manusia memilki keinginan untuk melestarikan keturunan, dimana seorang pria jika ada sang kekasih hati mendekat akan merasakan efek yang tidak biasa, seperti jantung berdegub amat kencang, keringat dingin enggak jelas, mata merah, muka merah dan darah pun memerah. tidak salah jika banyak seniman tanah air menjadikan dasar ini untuk menghasilkan karya-karya yang tidak akan pernah ada habisnya (makannya jangan plagiat ntar D.O loh).


Lalu bagaimana dengan pemenuhan naluri ini sendiri, banyak orang yang salah mengambil presepsi dalam "mengamalkan" pemenuhan naluri ini, nggak percaya gan ?? liat aja sendiri, dimana banyak di sudut kota para remaja sibuk mengejar pujaan hatinya dengan berbagai macam cara. mulai dari memberikan sang kekasih hadiah berupa bunga, cokelat, sandal jepit, merci, hingga surat utang milik tetangga. Terutama jika kita lihat di hari Valentine(yang haram merayakannya, dan mengadopsinya) ini yang dikatakan sebagai hari kasih sayang yang juga merupakan peringatan atas pastor valentine yang sukses menyatukan dua orang sejoli walau harus menentang trend kebiasaan yg ada (ceritanya).


Akibatnya di negara Indonesiaku ini,kata "cinta" ini mengalami distorsi makna dimana hanya menjadi ajang untuk memperturutkan hawa nafsu. dimana setiap orang dengan mengobral cinta dan sibuk akan perkara maksiat, dimana banyak remaja dengan bangga jalan berduaan tanpa ditemani muhrimnya, pegangan tangan , nongkrong di tempat yang sunyi (ngapain ya ?) atau yang lebih extereme gan, sampai-sampai menghalakan zina yang jelas-jelas mendekatinya aja haram apalagi melakukannya. namun itu udah menjadi hal yang biasa di masyarakat kita sekarang ini gan. Jadi jangan heran gan angka aborsi menurut BKKBN mencapai 2,4 juta kasus pertahun belum lagi masalah laten lainnya yang ditimbulkannya seperti keengganan generasi muda untuk menikah dan naiknya angka perceraian.


Pergaulan yang tidak sehat menjadi penyebab masalah tersebut, pergaulan dimana sama sekali tidak ada batasan interaksi pria dan wanita. Asal suka sama suka nggak ada paksaan, maka mereka bebas untuk melakukan apapun yang diinginkan. kondisi ini malah dianggap modern, berkelas dan menjadi kiblat bagi kebanyakan pemuda dewasa ini. Hal yang berbeda dialami pemuda yang ingin membatasi interaksi tersebut, mereka sering dikatakan sok alim, nggak gaul, pikirannya kolot kek, homo, nggak laku (sabar ya gan) dan lain sebagainya.


Prilaku semacam ini memang sangat membahayakan Generasi penerus bangsa, dan hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia dibanyak negara sekuler hal ini adalah hal yang biasa, dengan mengatasnamakan hak azasi manusia dan kebebasan mereka bebas untuk mengumbar nafsu terhadap lawan jenis. baik berupa pembiaran, legalisasi prostitusi asal bayar pajak, pornografi dan pornoaksi dengan alasan kebebasan berekspresi. Sebuah cara pemikiran yang salah dari Sistem yang memang dasarnya sudah bobrok.


Prilaku yang menyerupai binatang ini, dimana hanya mengandalkan naluri dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, sangat berbeda dengan fitrah manusia yang diberkahi Allah SWT akal yang dapat digunakan untuk mengenal baik buruknya n suatu perbuatan. Bagi seorang muslim yang menjadikan Islam sebagai landasan hidupnya. Peraturan Allah ini sebenarnya mampu dimengerti jika kita mau berfikir cemerlang. dengan melihat kerusakan apa yang ditimbulkan dari pelaksanaan naluri yang menyimpang, kesempitan hidup para pelaku penyimpangan tersebut. hingga solusi yang secara total menyelesaikan permasalahan tersebut.


Jadi enggak perlu harus mengekang apalagi mematikan naluri yang sejatinya menjadi sunatullah tersebut.karena sudah ada hukum Islam. Islam sendiri sudah mengatur interaksi antara pria dan wanita dengan sedemikian rupa. sehingga tidak ada alasan bagi orang yang mengaku beriman untuk tidak melaksanakan hukum yang berasal dari Dzat Pencipta Alam semeta ini. mulai dari batasan pergaulan dan batasan pergaulan terhadap lawan jenis, bagaimana menyalurkan naluri tersebut lewat sebuah institusi pernikahan yang bertanggung jawab, bagaimana membina rumah tangga yang baik, perceraian yang baik hingga hukuman yang tegas (hudud) atas para pelaku perzinahan. jadi tidak ada lagi alasan bagi orang beriman untuk tidak berhukum dengan hukum Allah kan ?


So, semoga tulisan tak seberapa ini bisa bermanfa'at.


Tidak ada komentar: